Mada : Pulang Membawa Apa?
LUBUKLINGGAU- Keberangkatan tim kesenian (Timkes) Kota Lubuklinggau bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Lubuklinggau terus mematik reaksi. Mulai dari LSM hingga anggota DPRD Kota LubukLingga memberikan reaksi. Kini, komentar juga datang dari pekerja seni yaitu Mada Linggau.
Mada mengaku sangat setuju sekali mendengar pendapat dilontarkan oleh Ketua Komisi II DPRD Kota LubukLinggau, Chaidirsyam selaku mitra Disbudpar Kota Lubuklinggau. “Dia menegaskan akan meminta Disbudpar memaparkan hasil kegiatan Timkes Kota Lubuklinggau beserta rombongan Dinas Pariwisata dari Negeri Belanda yang menghabiskan Anggran lebih kurang Rp 1,2 Miliar. Kami menilai ini spektakuler, fantastis, boombastis, dan Ruar Biasa,” kata Mada dalam siaran persnya, kemarin (8/4).
Sambil berkelakar Mada menyatakan uang sebanyak Rp 1, 2 Milyar itu kalau dibelikan untuk keperluan peralatan perekonomian banyak juga dapatnya. “Benar atau tidak? Atau untuk membangun kios kecil untuk kawan-kawan seniman memamerkan, memajang, menjual karyanya bisa saj,” ujar Mada prihatin.
Lebih lanjut seniman ini menambahkan banyak sekali Seniman Senior (Sepuh) karena kondisi kehidupannya mereka tidak bisa mempromosikan karya-karya mereka. Alasannya mereka tidak memiliki kios untuk memasarkan dan menjual karya mereka. “Kondisi para pekerja seni sepuh seperti ini harus diperhatikan dari pemerintah juga yang notabenenya sebagai fasilitator dari berbagai aspek pembangunan. Termasuk juga membangun insane seni dan insan yang berbudaya,” paparnya.
Mada menegaskan ia bisa bicara seperti ini bukan karena tidak ikut diajak ke Belanda. Bukan karena saya tak diajak. Saya sering ke Belanda, Amerika, Australia, Singapore tapi hanya lewat dunia maya (internet). Sebab yang saya pikirkan begini timkes berangkat ke Belanda Negeri Kincir Angin juga sebagai duta wisata mempromosikan wisata yang ada di Sumsel secara umum dan wisata Kota Lubuklinggau secara khusus.
“Kalau mau dipersempit lagi cakupan wilayah kunjungan wisatannya. Yang tidak kalah pentingnya pemerintah harus membenahi dulu kondisi seni, budaya, wisata, dan perekonomian di Kota LubukLinggau, yang mana juga diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, pasal 32 yang berbunyi;”Pemerintah memajukan kebudayaan Nasional Indonesia.” Juga berdasarkan Undang-Undang No.22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, Bab IV pasal 11 Ayat 2 yang mengatur pentingnya peranan pemerintah sebaga fasilitator dalam Aspek Pembangunan Perekonomian dan Pembangunan Kebudayaan Daerah,” ungkap Mada panjang lebar.
Jadi maksud saya begini, setelah Disbudpar dan timkes pulang dari Negeri Kicir Angin hendaknya langsung menularkan virus-virus kreativitas sesuai untuk diadaptasi serta diimplementasikan di Kota Lubuklinggau. Dan ini tidak bertentangan dengan kultur budaya masyarakat Kota LubukLinggau.
Contohnya, sambung Mada, dalam bidang seni lukis, pelukis Belanda yang terkenal adalah Van Gogh, yang juga membuat Belanda menjadi tempat berkumpulnya berbagai budaya di Eropa yang turut memperkaya khazanah seni di negeri Belanda.
Begitu pula hendaknya Kota LubukLinggau dapat melahirkan seniman-seniman handal di berbagai bidang yang digelutinya serta menularkan virus-virus kreatifnya sehingga turut memperkaya khazanah persenian di Kota LubukLinggau.
Untuk Disbudpar Kota Lubuklinggau hendaknya segera dan secara berkala merealisasikan pembangunan infrastruktur dan fasilitas di tempat-tempat objek wisata yang ada di Kota Lubuklinggau, misalnya Watervang, Bukit Sulap, Air Terjun Temam, dan lain-lain. “Sehingga masyarakat sekitar objek wisata tsb dapat merasakan secara langsung dampak yang positif. Jika tempat objek wisata tersebut menjadi tujuan wisatawan domestik maupun mancanegara, juga tent tidak ketinggalan para seniman, pengrajin, dan pembuat cindera mata oleh-oleh dapat dengan mudah memasarkan karya-karyanya di tempat objek wisata tersebut.
Di penghujung, Mada mengucapkan selamat dan sukses untuk timkes Kota Lubuklinggau telah bertandang ke Belanda. “Pelajari dan ambil ilmu seni budayanya yang bermanfaat dan dapat diadaptasi di Negeri kita. Jangan ambil sifat para pendahulu Negeri Belanda yang sempat menjajah Indonesia,” harap Mada menilai zaman sekarang adalah zaman kebebasan mengeluarkan pendapat. “Tapi setelah berbicara seperti ini dapatkah daya bebas?” seloroh Mada Linggau.(06)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)


0 komentar:
Posting Komentar