Tari Turak yang Tetap Dipertahankan Masyarakat (Bagian 1)

0 komentar

Senjata Ampuh yang Menjadi Peralatan Perang
Tak dapat dipungkiri seni tradisional dari Kabupaten Musi Rawas memang indah. Cukup banyak tari dari “Bumi Lan Serasan Sekentenan” memesona mata yang melihat, serta lagu daerah yang enak didengar telinga. Salah satunya tari Turak dari Kecamatan STL Ulu Terawas dipertontonkan pada acara pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-38 di Distrik Terawas, Rabu (3/3). Berikut laporannya.

Budi Santoso, STL Ulu Terawas
DI Penghujung acara pembukaan MTQ dilakukan Bupati, H Ridwan Mukti, kemarin sore sekitar pukul 15.00 WIB, diwarnai hujan. Namun sebelum ditutup diisi dengan sebuah pertunjukan tari tradisional dari kecamatan dikenal dengan nama “Bumi Seundak Seabe”. Nama tarian itu adalah Turak yang berarti senjata.
Sewaktu Master Of Ceremony (Mc) Hermanjaya menyebutkan tari Turak siap dibawakan enam orang penari, maka tepuk tangan peserta maupun pejabat membahana. Di depan ratusan pasang mata penari yang merupakan siswi SMAN Terawas, siap menunjukkan kemampuannya menari.
“Sungguh indah tarian ini, jangan lupa sawerannya,” ucap Hermanjaya juga menjabat Kepala KUA STL Ulu Terawas, mengingatkan pejabat untuk menyisihkan uang guna membantu eksisnya tim tari Turak tersebut. Setelah itu banyak sekali pejabat yang memberikan uang saweran yang dimasukkan ke dalam wadah sejenis nampan. Setelah dihimpun lebih kurang Rp 2 juta lebih terkumpul dan diserahkan kepada pengelola sanggar Serumpun STL Ulu Terawas.
Saatnya melihat para penari yang diiringi musik tradisional itu dengan percaya diri melenggak lenggokkan tubuhnya membawakan tarian dengan gemulai. Bayangkan di bawah guyuran hujan para Dehe (Gadis) mengenakan kebaya warna kuning terus menari dengan riangnya. Jemari tangan yang lentik itu membawakan tarian dengan kompak.
Para siswi yang berjilbab memegang sejenis tongkat sebagai simbol senjata itu, seakan tak peduli dengan air hujan yang membasahi baju mereka. Hingga suara petir yang silih berganti menggelegar. Tarian itu sendiri memesona para pejabat hingga undangan datang ke lokasi acara.
Dari arah selatan panggung terdengar narasi menceritakan kisah tari Turak tersebut. Pria yang membacakan sinopsis tari Turak itu adalah Husni Thamrin, juga menjabat Pimpinan Sanggar Serumpun. Dengarkan suara dari Husni, sapaan lelaki ini. “Tari Turak ini sudah pernah ditampilkan saat pagelaran kesenian daerah Musi Rawas di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, tahun 1992 lalu. Tarian ini juga pernah tampil di Hotel Swarna Dwipa Palembang dan Hotel Sanjaya,” ucap Husni terdengar dari suara micropone yang dipegangnya. Ia juga menyebutkan waktu itu sanggar kesenian Terawas ini dipimpin ibu Nurmalina Eamlio Akib dan ibu Nurlaili Ishak Sani. Para penonton menjadi takjub sebab tarian ini ternyata sudah ditampilkan di level provinsi hingga nasional.
Husni juga mulai menjelaskan makna dari Turak itu sendiri. Ia menyatakan bahwa Turak merupakan senjata yang sangat ampuh sebagai peralatan perang untuk melawan musuh, baik dari dalam maupun luar daerah. “Turak ini merupakan senjata yang terbuat dari seruas bambu diisi dengan pasir dan dicampur dengan air cabai,” seloroh Husni dengan suara masih terdengar cukup keras. (Baca besok : kisah menarik seputar Turak yang membuat Raja Palembang berhasil dikalahkan Raja Tanjung Sakti/bersambung).

0 komentar:

Posting Komentar