Malam Ini Timkes Mura Tampilkan “Tradisi Nepong Doson”

0 komentar

foto : istimewa

KARNAVAL : Tim kesenian Kabupaten Mura pada karnaval budaya di halaman kantor Gubernur Sumsel, Rabu (16/6).


Di Pagelaran Budaya Festival Sriwijaya

PALEMBANG- Tim Kesenian (Timkes) Kabupaten Musi Rawas memukau penonton dengan lakon “Menari diatas Perisai” di panggung kehormatan pada Karnaval Budaya dalam rangka Festival Sriwijaya 2010 di halaman kantor Gubernur Sumsel, Jalan A Kapten A Rivai Palembang, Rabu (17/6). 

Tari ini menceritakan tentang perjuangan masyarakat Kabupaten Mura melawan kompeni Belanda. Meski hanya memakai perisai tetapi tetap berani mempertahankan daerah agar lepas dari tangan penjajah. “Para penari yang membawakan tarian itu terdiri dari 3 putri dan 4 putra serta 10 orang memegang tombak dan 1 perisai. Penampilan para penari ini disaksikan langsung oleh Menteri Budaya dan Pariwisata, Jero Wacik dan Gubernur Sumsel, Alex Noredin serta para pejabat lainnya,” kata Kasi Promosi dan Pentas Budaya, Antoni Jaya Putra langsung dari Palembang, tadi malam. 
Penampilan selama 30 menit itu membuat mata penonton tak berkedip karena keindahan tarian, serta keluwesan para penari yang memang sudah terlatih dengan baik. Setelah sukses menampilkan tarian tersebut, malam ini (18/6) Timkes Mura tampil kembali pada Pagelaran Budaya mulai pukul 19.30 WIB hingga selesai di panggung kompleks Dekranasda Palembang.
Timkes akan menampilkan “Upacara Tradisi Nepong Doson” yang berasal dari Rawas. Menurut Anton, sapaan pria ini, upacara tradisi ini menceritakan tentang pernikahan seorang pemuda dengan gadis idamannya yang bermasalah setelah malam pertama. 
“Nah, saat malam pertama itu mempelai pria mendapati pasangannya tidak suci lagi. Hingga oleh pemangku adat, keluarga, dan masyarakat berinisiatif untuk melaksanakan sedekah nepong doson atau tepung tawar di sana. Sedekah ini dilakukan atas permintaan mempelai pria,” papar Anton dengan antusias. 
Setelah sedekah itu berlangsung, akhirnya mempelai pria menerima kembali mempelai wanita dengan apa adanya. Dia tidak memprotes lagi pasangan hidupnya yang sudah tak suci lagi. 
Untuk diketahui, penata cerita kisah ini adalah Syamsurizal dibantu penata artistik, Gunawan, lalu penata rias, Emy Muhammad, penata musik, Atay Mukhtar, dan penata tari, Marisa. Pihak Timkes Mura sangat berharap doa dan dukungan dari masyarakat Mura, karena penampilan timkes ini mendapatkan penilaian untuk memperebutkan predikat terpuji.
“Kami mohon doa dari masyarakat Kabupaten Mura agar penampilan timkes Mura pada pagelaran budaya ini tampil dengan baik. Dan berhasil mendapatkan predikat terbaik nantinya karena ini dinilai panitia,” pungkas Anton dengan nada optimis.(budi)

0 komentar:

Posting Komentar